Minggu, 20 November 2011

1 vs 100 FULL VERSION

| Minggu, 20 November 2011 |

Tahukah anda bahwa 1 Lawan 100 adalah sebuah acara kuis Indonesia yang merupakan lisensi dari kuis 1 vs. 100 karya Endemol International. Acara 1 vs 100 versi indonesia ini dibawakan oleh Anjasmara. Dalam acara ini, 1 orang kontestan harus mengalahkan 100 orang mobs untuk memperoleh hadiah uang tunai satu miliyar rupiah dengan menjawab semua pertanyaan yang diajukan Anjasmara dengan benar tanpa salah salah sedikit pun. Kuis 1 Lawan 100 ditayangkan di Indosiar, sejak tanggal 13 September 2010 sampai 29 April 2011. tapi sayangnya acara tersebut tidak tayang lagi hingga hari ini.

All About 1 vs 100 versi indonesia :

SEMUANYA DAPAT ANDA LIHAT DI : http://id.wikipedia.org/wiki/1_Lawan_100


NAH, KALI INI AKU AKAN SHARE GAME 1 VS 100, BERIKUT ADALAH LINKNYA :

password : mediafire-games4u




Minimum System Requirements :
Operating System: Windows XP or better.
Processor: Pentium 4 or better.
Processor Speed: 1.6GHz or better.
System RAM: 512 MB or more.
Video RAM: 256 MB or more.
Video Driver:DirectX 9 or better.
Hard Drive: 200 MB free hard drive space or more.
Resolution: 800x600 or higher.

INSTALL NOTES :
Unrar
Run Setup.exe
Install the game
Play the game

special thx to : http://mediafire-games4u.blogspot.com



*ENJOY 4 THIS*

Readmore..

Prinsip Pembuatan Gula Tebu Secara Umum

| |

Tujuan dari proses pabrikasi adalah mendapatkan produksi gula setinggi mungkin dan mengurangi kehilangan nira sekecil mungkin selama dalam proses. Untuk mendapatkan atau memproduksi gula jadi (siap dipasarkan) melalu beberapa tahap pengolahan antara lain :


1. Penggilingan tebu (Stasiun Gilingan)

2. Pemurnian nira (Stasiun Pemurnian)

3. Penguapan nira (Stasiun Penguapan)

4. Kristalisasi (Stasiun Masakan)

5. Pemisahan (Stasiun Puteran)

6. Penyelesaian (Pengeringan dan Pengemasan)


1. Penggilingan Tebu
Tujuan dari stasiun gilingan adalah untuk memisahkan nira dari sabut atau ampas   dengan hasil nira sebanyak – banyaknya dan kandungan sakharosa dalam ampas sekecil mungkin. Dalam proses penggilingan ini juga dipakai air imbibisi yang digunakan untuk mengurangi kadar nira yang masih ada dalam ampas.

2. Pemurnian Nira
Proses ini menghilangkan kandungan kotoran dan bahan bukan gula dalam nira mentah dengan catatan gula reduksi maupun sakharosa jangan sampai rusak selama perlakuan.


Bahan non sugar yang dimaksud adalah :

Ø Ion – ion organic yang nantinya menghambat pengkristalan dari sakharosa
Ø Koloid yang menyebabkan sukarnya pengendapan serta penyaringan
Ø Zat warna yang mungkin terkandung dalam zat lain yang mungkin juga terikut seperti tanah dan sisa daun. Macam – macam proses yang dilakukan pabrik gula di Indonesia antara lain :


· Proses Defekasi

· Proses Sulfitasi

· Proses Karbonatasi



3. Penguapan Nira
Stasiun penguapan ini ditunjukkan untuk menguapkan air pada nira sampai dicapai tingkat kekentalan sekitar 64 brix sehingga didapat nira kental yang telah berkurang 36 % kandungan airnya.



4.  Masakan (Kristalisasi)
Dalam stasiun masakan terhadap nira kental yang terlebih dahulu disulfitir dengan SO2 untuk pemucatan nira kental. Pengkristalan gula dan nira kental dengan ukuran 0,9 – 1,1 mm.

5.  Pemisahan (Stasiun Puteran)
Pada tahap pemisahan bertujuan untuk memisahkan atau mengambil kristal – kristal dari larutan masakan dan dari stroop. Pemisahannya dipisahkan dalam LGF (Low Grade Fugal) dan HGF (High Grade Fugal).

PROSES PEMBUATAN TEBU

Dalam proses pembuatan gula melalui bebrapa tahapan yaitu proses penggilingan tebu, proses pemurnian, proses penguapan, proses kristalisasi, dan proses puteran. Nira tebu diperoleh dari tahap penggilingan. Pada tahap penggilingan dilakukan pemerahan untuk mendapatkan nira yang sebanyak – banyaknya. 

Nira didapatkan diusahakan antara 98 – 100 % tebu. Pencucian dilakukan dengan penambahan air imbibisi pada ampas yang keluar dari gilingan I, gilingan II, dan gilingan III. Nira mentah hasil gilingan yang masih mengandung kotoran dilakukan penyaringan ampas halus dan dilanjutkan ke timbangan sebelum dipanaskan dalam PP I (Panas Pendahuluan I). nira mentah masuk dalam PP I dipanaskan pada suhu 75 0C, kemudian ditambah susu kapur dalam defecator I, defecator II, dan defecator III. Penambahan susu kapur dalam defecator I dicapai pH 7,2 , pada defecator II pH 8,5 – 9 dan pada defecator III untuk pencampuran yang lebih homogen. Setelah itu disulfitasi dalam tangki sulfitir dengan menambahkan gas SO2 untuk mereaksikan sisa kapur. Selanjutnya dimasukkan ke PP II (Panas Pendahuluan II) dengan suhu panas 105 – 110 0C. aliran nira mentah yang tersulfitir masuk dalam flash tank untuk menghilangkan kandungan oksigen yang larut dalam nira, kemudian ke snow balling dan diberi floculant, dan turunke door clarifier untuk dipisahkan antara nira kotor dan nira encer. Selanjutnya nira encer disaring dan ditampung dalam tangki nira encer, kemudian diteruskan pada badan penguapan. Sedangkan nira kotor dari door clarifier disaring pada rotary vaccum filter (RVF), nira tapis dikembalikan pada nira mentah sebelum PP I dan padatannya merupakan limbah yang disebut Blotong.

Nira encer yang masuk dalam badan penguapan untuk dilakukan pemekatan nira encer yang disebut nira kental. Nira kental hasil penguapan disulfitir untuk pemucatan warna (Bleaching). Kemudian dikristalkan dalam pan masakan dan terjadi penguapan lebih lanjut, sehingga gula mulai mengkristal.

Pengkristalan dilakukan bertingkat, tingkat A, tingkat C, dan tingkat D. masakan A dengan inti kristal gula C ditambah larutan nira kental dan klare SHS dimasak kemudian diputar di HGF (High Grade Fugal) menjadi stroop A dan gula A, gula A diputar menjadi gula SHS dengan ukuran kristal 0,9 – 1,1 mm. Masakan C dari inti kristal gula D2 dan larutan stroop A yang dimasak  kemudian diputar di LGF (Low Grade Fugal) menjadi stroop C dan gula C dengan ukuran kristal 0,7 – 0, 8 mm. Dan masakan D dari larutan stroop C dengan inti kristal dari  bibitan fondan (Gula Halus) dimasak kemudian diputar di LGF (Low Grade Fugal) menjadi tetes dan gula D2, gula D2 diputar menjadi klare D dan gula D2 yang berukuran 0,4 – 0,6 mm. Gula SHS atau disebut dengan gula produk kemudian dikeringkan dan disaring dalam sugar screen untuk pemisahan gula SHS, gula krikil dan gula halus.

*ENJOY 4 THIS*

Readmore..

Sejarah Pabrik Gula di Pulau Jawa

| |

Tebu diperkenalkan pertama kali oleh imigran Cina yang datang di Pulau Jawa sekitar abad 15 dan system bercocok tanam yang mereka gunakan adalah system perladangan. Kemudian pada tahun 1667 datang sekelompok pedagang Belanda di Pulau Jawa yang mendirikan VOC. Dengan peningkatan permintaan gula di Eropa maka pada tahun 1750 pabrik milik etnis Cina disewa untuk memproduksi gula di Eropa terutama di pantai utara Jawa. Pabrik gula diberi kesempatan menyewa tanah rakyat dalam jangka waktu 3 tahun.
Pada tahun 1710 terdapat 130 pabrik gula di pulau Jawa. Karena besarnya suplai gula, tingginya harga beras, bahan bakar, dan ternak yang menyebabkan banyaknya pabrik gula yang gulung tikar dan tinggal 55 pabrik gula saja yang bertahan pada tahun 1776.
Dengan bangkrutnya VOC pada tahun 1810. Pemerintah Belanda mengambil alih kekuasaan VOC di tanah Jawa. Berbagai usaha dilakukan oleh Belanda untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya dengan system tanam paksa untuk menutupi hutang – hutangnya karena kalah perang di Eropa. Peranan swasta benar – benar terdesak sehingga hanya tinggall 4 buah saja yang beroperasi pada tahun 1870. Sejalan dengan paham liberalisme Eropa dan tuntutan politik etis di Indonesia mengakibatkan system paksa dihapuskan dan swasta mulai berkembang pesat. Kemudian dikeluarkan UU Agraria yang memperbolehkan penyewaan tanah selama jangka 75 tahun yang menaikkan investasi dalam pendirian pabrik gula. Dan pada tahun 1918 dikeluarkan Grandhuur Ordonante yang mengatur penggunaan tanah rakyat dalam jangka waktu 21 – 25 tahun. Selama sewa tiap 2 tahun sekali tanah diserahkan kepada pemilik untuk digarap. Yang menghasilkan system Glebag yaitu pembagian tanah dimana dua bagian untuk digarap pemilik dan satu Glebag untuk ditanami tebu.


 *ENJOY 4 THIS*



Readmore..
 
© Copyright 2010. Franky's Diary. Powered by Blogger.com | My Blog Franky's Diary - Famiea S