Antivirus
adalah sebuah jenis perangkat lunak yang digunakan untuk mendeteksi dan
menghapus virus komputer dari sistem komputer. Disebut juga Virus
Protection Software. Aplikasi ini dapat menentukan apakah sebuah sistem
komputer telah terinfeksi dengan sebuah virus atau tidak. Umumnya,
perangkat lunak ini berjalan di latar belakang (background) dan
melakukan pemindaian terhadap semua berkas yang diakses (dibuka,
dimodifikasi, atau ketika disimpan). Sebagian besar antivirus bekerja
dengan beberapa metode seperti di bawah ini:
1.
Pendeteksian dengan menggunakan basis data virus signature (virus
signature database): Cara kerja antivirus ini merupakan pendekatan yang
banyak digunakan oleh antivirus tradisional, yang mencari tanda-tanda
dari keberadaan dari virus dengan menggunakan sebagian kecil dari kode
virus yang telah dianalisis oleh vendor antivirus, dan telah
dikatalogisasi sesuai dengan jenisnya, ukurannya, daya hancurnya dan
beberapa kategori lainnya. Cara ini terbilang cepat dan dapat diandalkan
untuk mendeteksi virus-virus yang telah dianalisis oleh vendor
antivirus, tapi tidak dapat mendeteksi virus yang baru hingga basis data
virus signature yang baru diinstalasikan ke dalam sistem. Basis data
virus signature ini dapat diperoleh dari vendor antivirus dan umumnya
dapat diperoleh secara gratis melalui download atau melalui berlangganan
(subscription).
2. Pendeteksian dengan melihat cara bagaimana virus bekerja: Cara kerja antivirus seperti ini merupakan pendekatan yang baru yang dipinjam dari teknologi yang diterapkan dalam Intrusion Detection System (IDS). Cara ini sering disebut juga sebagai Behavior-blocking detection. Cara ini menggunakan policy (kebijakan) yang harus diterapkan untuk mendeteksi keberadaan sebuah virus. Jika ada kelakuan perangkat lunak yang "tidak wajar" menurut policy yang diterapkan, seperti halnya perangkat lunak yang mencoba untuk mengakses address book untuk mengirimkan e-mail secara massal terhadap daftar e-mail yang berada di dalam address book tersebut (cara ini sering digunakan oleh virus untuk menularkan virus melalui e-mail), maka antivirus akan menghentikan proses yang dilakukan oleh perangkat lunak tersebut. Antivirus juga dapat mengisolasi kode-kode yang dicurigai sebagai virus hingga administrator menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Keuntungan dari cara ini adalah antivirus dapat mendeteksi adanya virus-virus baru yang belum dikenali oleh basis data virus signature. Kekurangannya, jelas karena antivirus memantau cara kerja perangkat lunak secara keseluruhan (bukan memantau berkas), maka seringnya antivirus membuat alarm palsu atau "False Alarm" (jika konfigurasi antivirus terlalu "keras"), atau bahkan mengizinkan virus untuk berkembangbiak di dalam sistem (jika konfigurasi antivirus terlalu "lunak"), terjadi false positive. Beberapa produsen menyebut teknik ini sebagai heuristic scanning.
3. Antivirus yang menggunakan behavior-blocking detection ini masih sedikit jumlahnya, tapi di masa yang akan datang, kemungkinan besar semua antivirus akan menggunakan cara ini. Beberapa antivirus juga menggunakan dua metode di atas secara sekaligus.
2. Pendeteksian dengan melihat cara bagaimana virus bekerja: Cara kerja antivirus seperti ini merupakan pendekatan yang baru yang dipinjam dari teknologi yang diterapkan dalam Intrusion Detection System (IDS). Cara ini sering disebut juga sebagai Behavior-blocking detection. Cara ini menggunakan policy (kebijakan) yang harus diterapkan untuk mendeteksi keberadaan sebuah virus. Jika ada kelakuan perangkat lunak yang "tidak wajar" menurut policy yang diterapkan, seperti halnya perangkat lunak yang mencoba untuk mengakses address book untuk mengirimkan e-mail secara massal terhadap daftar e-mail yang berada di dalam address book tersebut (cara ini sering digunakan oleh virus untuk menularkan virus melalui e-mail), maka antivirus akan menghentikan proses yang dilakukan oleh perangkat lunak tersebut. Antivirus juga dapat mengisolasi kode-kode yang dicurigai sebagai virus hingga administrator menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Keuntungan dari cara ini adalah antivirus dapat mendeteksi adanya virus-virus baru yang belum dikenali oleh basis data virus signature. Kekurangannya, jelas karena antivirus memantau cara kerja perangkat lunak secara keseluruhan (bukan memantau berkas), maka seringnya antivirus membuat alarm palsu atau "False Alarm" (jika konfigurasi antivirus terlalu "keras"), atau bahkan mengizinkan virus untuk berkembangbiak di dalam sistem (jika konfigurasi antivirus terlalu "lunak"), terjadi false positive. Beberapa produsen menyebut teknik ini sebagai heuristic scanning.
3. Antivirus yang menggunakan behavior-blocking detection ini masih sedikit jumlahnya, tapi di masa yang akan datang, kemungkinan besar semua antivirus akan menggunakan cara ini. Beberapa antivirus juga menggunakan dua metode di atas secara sekaligus.
daftar 10 Peringkat Antivirus 2010 terbaik dunia berdasarkan Toptenreviews.com
Peringkat 1 : BitDefender Antivirus
Peringkat 2 : Kaspersky Anti-Virus
Peringkat 3 : Webroot Antivirus with Spysweeper
Peringkat 4 : ESET Nod32
Peringkat 5 : F-Secure Anti-Virus
Peringkat 6 : AVG Anti-Virus
Peringkat 7 : McAfee VirusScan
Peringkat 8 : G DATA Antivirus
Peringkat 9 : Norton AntiVirus
Peringkat 10: Trend Micro
untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini:
dan kunjungi situs Toptenreviews.com untuk melihat review terbarunya
dan kunjungi situs Toptenreviews.com untuk melihat review terbarunya